Pilih Bahasa: English
Tak Tercapai
cita-cita memang tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Namun, faktor x itu bakal mempunyai hikmah tersendiri bagi orang itu. Ia yang juga sebagai Direktur Rotary Internasional Service, menjelaskan bahwa cita-cita semasa mudanya tidak tercapai, tapi ternyata sukses dibidang yang digelutinya.
Ketika sekolah, pensiunan letnan kolonel (Letkol) TNI AD itu bercita–cita menjadi insinyur. Dia kagum dengan profesi insinyur. “Awalnya tidak ada keinginan menjadi dokter,” kata Onggo sedikit mengenang ditemui di Graha Patimura, Senin(27-6) malam.
Ketika lulus SMA pada 1954, suami Vonny Ismudiaty itu berangkat ke Kota Kembang Bandung, untuk mengenyam pendidikan insinyur. “ Waktu itu yang menjadi insinyur harus ke Bandung,” ujar pria berusia 76 tahun itu ditemani sejumlah pengurus klub Rotary Bandar Lampung.
Entah sial atau tidak, mantan dokter di Rumah sakit Dinas Kesehatan Tentara (DKT) Bandar Lampung, batal sekolah insinyur. Hal ini disebabkan banyak para guru ilmu teknik telah pergi dari Bandung. “Akhirnya, kata bapak saya, buat apa jadi insinyur kalau gurunya tidak ada, lebih baik jadi dokter saja,” kata Onggo yang sudah 50 tahun mengabdi di dunia kedokteran.
Sumber: LAMPUNG POST, Selasa,27 Juli 2010
cita-cita memang tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Namun, faktor x itu bakal mempunyai hikmah tersendiri bagi orang itu. Ia yang juga sebagai Direktur Rotary Internasional Service, menjelaskan bahwa cita-cita semasa mudanya tidak tercapai, tapi ternyata sukses dibidang yang digelutinya.
Ketika sekolah, pensiunan letnan kolonel (Letkol) TNI AD itu bercita–cita menjadi insinyur. Dia kagum dengan profesi insinyur. “Awalnya tidak ada keinginan menjadi dokter,” kata Onggo sedikit mengenang ditemui di Graha Patimura, Senin(27-6) malam.
Ketika lulus SMA pada 1954, suami Vonny Ismudiaty itu berangkat ke Kota Kembang Bandung, untuk mengenyam pendidikan insinyur. “ Waktu itu yang menjadi insinyur harus ke Bandung,” ujar pria berusia 76 tahun itu ditemani sejumlah pengurus klub Rotary Bandar Lampung.
Entah sial atau tidak, mantan dokter di Rumah sakit Dinas Kesehatan Tentara (DKT) Bandar Lampung, batal sekolah insinyur. Hal ini disebabkan banyak para guru ilmu teknik telah pergi dari Bandung. “Akhirnya, kata bapak saya, buat apa jadi insinyur kalau gurunya tidak ada, lebih baik jadi dokter saja,” kata Onggo yang sudah 50 tahun mengabdi di dunia kedokteran.
Sumber: LAMPUNG POST, Selasa,27 Juli 2010